Selasa, 22 November 2011

PRODUKSI TERNAK PERAH PEMERIKSAAN KESEGARAN SUSU


KATA PENGANTAR

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena semua berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan mingguan praktikum Produksi Ternak Perah dengan sebaik mungkin tanpa ada kendala satu apapun. Pratikan mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini, sehingga laporan ini dapat terselasaikan.
Tak lupa penulis mengucapkan semoga laporan mingguan ini dapat bermaanfaat bagi pembaca, dan penulis juga berharap semoga hasil dari laporan ini dapat di maanfaatkan untuk kedepannya. Terlebih penulis mengucapkan mohon maaf bila ada kesalahan dan kekuraangan, dan sekaligus memohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan bersama kedepannya.

                                                                                               


                                                                                               
                                                                         



     Jambi,   November  2011


                                                                          Penulis


    i
DAFTAR ISI
   Halaman                     
KATA PENGANTAR………………………………………….....….........              i
DAFTAR ISI.................................................................................................             ii
PENDAHULUAN........................................................................................             1
            Latar Belakang....................................................................................            1
            Tujuan dan Manfaat............................................................................            1
MATERI DAN METODA ..........................................................................             2        
            Waktu dan Tempat..............................................................................            2
            Materi..................................................................................................            2
            Metoda ...............................................................................................            2
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................             5
HASIL DAN PEMBAHASAN……………………....…………................             8
Hasil dan Pembahasan........................................................................            8
PENUTUP....................................................................................................           12             Kesimpulan………………………………………………................          12
            Saran………………………………………………..................          12  
DAFTAR PUSTAKA





                                                                                                                                       ii

PENDAHULUAN


Latar Belakang

                  Susu yang merupakan salah satu bahan makanan alami yang paling sempurna yang digunakan untuk bahan utama makanan yang sangat komplit . Susu adalah sumber makanan utama bagi semua hewan mamalia yang baru lahir dan dapat pula  digunakan untuk kehidupan sehari hari.
                 

Tujuan dan Manfaat

                  Dalam praktikum Produksi Ternak Perah ini bertujuan agar peserta praktikum memahami bagaimana cara pemeriksaan kesegaran susu yang baik. Sehingga dapat berguna bagi kehidupan kita sehari hari.













                                                                                                                                       1
MATERI DAN METODA


Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum Produksi Ternak Perah yang dilaksanakan pada tanggal 16 November 2011,  pada pukul 14.00 WIB sampai selesai. Bertempat di Laboratorium gedung C Fakultas Peternakan Universitas Jambi.


Materi

Judul praktikum Produksi Ternak Perah beserta alat dan bahannya adalah uji sensorik atau uji organoleptik dengan alat dan bahan yang digunakan terdiri dari tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, gelas becker, pipet 10 ml, pembakar busen, botol 100 ml dan juga tak kalah pentingnya adalah susu segar. Uji Kebersihan dengan Metode Saring terdiri dari susu segar, kertas saring, corong, dan tabung erlemeyer. Uji alkohol terdiri dari susu segar, alkohol 68%, 70%, 75%, dan 96%, tabung  reaksi empat buah. Uji Didih/Uji Masak terdiri dari susu segar, tabung reaksi dan pembakar busen. Uji Reduktase dengan Biru Metilen terdiri dari larutan biru metilen, tabung reduktase, penangas air, dan pipet 1 ml dan 25 ml.   

Metoda

Adapun cara kerja praktikum Produksi Ternak Perah antara lain Uji Sensorik atau Uji Organoleptik , Uji Warna : bila bewarna putih susu berarti susu tersebut normal (baik), bila bewarna biru berarti susu tersebut dicampur dengan air, bila bewarna kuning berarti susu tersebut banyak mengandung karoten, bila berwarna

   2
merah berarti pada susu tersebut terdapat darah. Uji bau : sampel susu diambil dengan alat pengambil sampel dan dimasukkan ke dalam botol ukuran 100 ml dan diisi 1/4-1/3 penuh, tutup botol tersebut dengan sumbat yang tidak berbau. Simpan dalam suhu rendah, sebelum diuji masukkan botol tersebut dalam penangas air (35-40oC) atau pembakarbusen sampai hangat. Sambil mengangkat tutup botol, uji bau dapat dilakukan, bedakan bau susu sebelum dipanaskan dengan susu yang sudah dipanaskan, bila berbau susu maka susu tersebut normal, bila berbau busuk berarti susu kena mastitis, bila berbau asam berarti susu sudah rusak atau telah lama. Uji Kekentalan dilakukan dengan memiringkan tabung reaksi, kemudian ditegakkan kembali. Perhatikan susu yang membasahi dinding tabung, bila encer berarti terjadi penambahan air atau pengurangan lemak susu, bila pekat berarti terjadi penambahan pati atau santan, bila berlendir berarti susu telah rusak. Uji Rasa, dengan cara meneteskan susu ke telapak tangan dan mencicipi,  Bila agak manis berarti susu tersebut normal (baik), bila pahit berarti susu tersebut terjadi pembentukkan pepton, bila rasa sabun berarti terkena mastitis, bila rasa lobak berarti terkena kuman coli, bila rasa pahit dan asin berarti kolostrum.
            Uji Kebersihan dengan Metode Saring adapun cara kerjanya antara lain adalah terlebih dahulu homogenkan 500 ml sampel susu. Tuangkan sampel susu secara perlahan lahan melalui dinding corong, pada mulut corong telah terpasang kertas saring. Susu ditampung dalam tabung erlemeyer. Setelah kertas saring dilepaskan, amati kotoran yang tertinggal di kertas saring tersebut. Kotoran dapat berupa bulu, potongan rambut, pasir, feses dan lain-lain. Untuk lebih jelas , masukkan kertas saring dalam inkubator atau lemari pengering agak kering. Periksalah kotoran yang tampak pada kertas saring dan nilailah banyaknya kotoran dan jenis kotorang yang tampak. Penilaian dapat berupa bersih, cukup bersih, sedikit kotor dan kotor sekali.
           

   3
Pada Uji Alkohol adapun cara kerjanya antara lain : tabung reaksi masing-masing diisi 3 ml air susu : tabung 1 ditambahkan 3 ml alkohol 68%, tabung ke 2 ditambahkan 3 ml alkohol 70%, tabung ke 3 ditambahkan 3 ml alkohol 75%, tabung ke IV ditambahkan 3 ml alkohol untuk kontrol. Masing-masing tabung dikocok dan diamati. Bila susu pecah (ditandai dengan endapan halus pada dinding tabung) maka sampel susu tersebut asam dan hasil uji positif. Hal ini disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme yang bersifat labil bila susu tidak pecah dan tetap homogen, hasil uji dinyatakan negatif dan susu normal (baik).Uji Didih/Uji Masak cara kerjanya antara lain : masukkan 5 ml susu ke dalam tabung reaksi dan panaskan. Penilaian, bila terdapat butir-butiran dan susu tidak homogen berarti susu pecah (susu rusak) dan hasil uji positif. Bila susu tetap homogen berarti susu masih baik (normal) dan hasil uji negatif.
            Uji Reduktase dengan Biru Metilen cara kerjanya antara lain adalah masukkan 5 tetes larutan biru metilen ke dalam tabung reduktase, tambahkan sampel susu sampai batas lingkaran. Tutup tabung tersebut dengan sumbat, lalu campurkan sehingga warna biru merata. Caranya dengan membolak balik tabung (kira-kira 3 kali). Masukkan tabung ke dalam penangas air (37 ± 1oC) selama 4-4,5 jam. Penangas air diletakkan di tempat yang terlindung cahaya. Bila menggunakan inkubator masukkan dahulu tabung ke dalam penangas air selama 5 menit untuk menghangatkan, kemudian dimasukkan ke dalam inkubator. Apabila akan membaca hasil, maka 2/3 dari warna sudah berubah menjadi putih. Sebaiknya reaksi ditunggu sampai seluruh warna biru hilang.  
           





   4
TINJAUAN PUSTAKA


Susu

            Susu merupakan bahan makanan yang sangat bermanfaat sekali bagi pemenuhan gizi bagi manusia dan hewan, tapi susu juga merupakan media yang sangat baik bagi pertumbuhan berbagai jenis mikroba, oleh sebab itu susu mudah sekali mengalami kerusakan atau penurunan kualitas sehingga daya simpan menjadi pendek (Setro, 1992).


Uji sensorik atau uji organoleptik

            Susu sapi merupakan air susu pemerahan yang berkualitas tinggi, rasa manis dan tidak dicemaari bau, kotoran dan obat-obatan serta warnanya putih kekuning-kuningan (Sodono 1983).


Uji kebersihan dengan metode saring

            susu yang berkualitas baik harus memperhatikan kebersihan dan kesehatan ternak,kandang dan alat-alat pemerahan serta penyimpanan yang baik (Jaser, 1994). Susu yang bersih adalah susu yang telah mengalami penyaringan terlebih dahulu sehingga memperoleh hasil yang maksimal dan bersih. Sehingga kotoran-kotoran yang terdapat di dalamnya akan terbuang (Brigo, 1985).



5
Uji Alkohol

            Endapan halus pada dinding tabung maka sampel susu tersebut asam dan hasil uji positif bahwasannya molekul susu sudah pecah. Hal ini disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme yang bersifat labil (Buckle, 1987).



Uji Didih atau Uji Masak

            Uji didih merupakan  suatu uji yang mana susu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sampai susu tersebut mendidih kemudian dilakukan suatu penilaian yang mana penilaian ini dilakukan dengan melihat keadaan dari susu tersebut apakah tetap homogen atau pecah seperti butir-butiran (Yamamoto, 1975). Bila terdapat butir-butiran dan susu tidak homogen berarti susu pecah (susu rusak) dan hasil uji positif. Bila susu tetap homogen berarti susu masih baik (normal) dan uji negatif (Jaser,1983).


Uji Reduktase dengan Biru Metilen

            Angka reduktase adalah waktu yang diperlukan untuk merubah zat warna biru metilen menjadi putih, yang mana nilainya secara kasar berbanding terbalik dengan jumlah organisme yang ada (Setyohadi, 1994). Uji reduksi dapat menunjukkan tingkat kegiatan bakteri sehingga dapat memungkinkan diklasifikasikan susu sebagai susu yang dapat dicerna dan tidak untuk kegunaan tertentu (Buckle, 1987).


   6
            Peningkatan reduksi susu disebabkan oleh bakteri tumbuh dalam susu memerlukan oksigen dan menghasilkan subtansi-subtansi pereduksi yang   memungkinkan penurunan perbedaan kekuatan oksidasi reduksi tersebut sampai nilainya menjadi negatif. Kecepatan penurunanya tergantung jumlah dan macam bakteri serta dipengaruhi metabolisme dalam sel bakteri (Hadiwiyoto, 1994). Salah satu cara untuk menghitung jumlah mikroorganisme di dalam suatu bahan secara langsung adalah dengan uji biru metilen. Dalam uji ini dapat diamati kemampuan bakteri di dalam susu untuk tumbuh dan menggunakan oksigen yang terlarut, sehingga menyebabkan penurunan kekuatan oksidasi reduksi dari campuran tersebut. Waktu reduksi yaitu perubahan warna biru menjadi putih dianggap selesai jika empat perlima bagian sampel susu telah bewarna putih ( Fardiaz, 1992).
 
















   7
HASIL DAN PEMBAHASAN


Susu
             Susu merupakan sesuatu yang sangat penting yang harus ada di dalam kehidupan manusia karena susu sangat menjamin di dalam penyediaan gizi bagi manusia. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Lukman ( 1987 ), yang menyatakan bahwa Susu merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung komponen protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan kelengkapan komponen dikandung oleh susu memberikan suatu alternatif pemecahan dalam peningkatan gizi masyarakat. Susu dapat diperoleh dari hasil  dari olahan ternak perah seperti sapi, kambing, kerbau dan juga kuda, dari hasil tersebut diolah sampai mendapatkan hasil yang bersih dan baik. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Hadiwiyo ( 1983 ), yang menyatakan bahwa Susu adalah hasil pemerahan sapi atau hewan menyusui lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan yang sehat secara kontinu serta di dalamnya tidak ditambah atau dikurangi komponen-komponen di dalam susu.
            susu merupakan salah satu produk ternak yang dijadikan bahan makanan yang sangat baik dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Setyohadi ( 1994 ), yang menyatakan bahwaSusu adalah sebagai salah satu produk hasil ternak yang merupakan bahan makanan yang baik bagi kesehatan tubuh manusia karena memiliki nilai gizi yang tinggi, tapi susu juga merupakan media yang sangat baik bagi pertumbuhan berbagai jenis mikroba, akibatnya mudah sekali mengalami kerusakan atau penurunan kualitas sehingga daya simpan menjadi pendek.





   8
Uji sensorik atau uji organoleptik

            Warna susu sapi yang baik itu adalah jika bewarna putih susu. Di dalam penelitiannya di dapatkan warna susu yang normal atau baik dengan warna putih susu. Hal ini sesuai dengan pendapat Adnan (1994), Air susu sapi yang berkualitas tinggi mempunyai ciri-ciri tidak adanya mikroorganisme yang bersifat patogen, rasa manis dan tidak dicemaari bau, kotoran dan obat-obatan serta warnanya putih putih susu.
            Susu yang normal adalah susu yang berwarna puti susu dan rasanya agak manis dan berbau susu, yang memiliki BJ rata-rata berkisar antara 1,30 dengan kekentalan dalam susu mencapai 0,10-0,26%. Hal ini sesuai dengan pendapat Jaser, (1994) yang menyatakan bahwa Susu normal berwarna putih keabuan rasanya sedikit manis dan bau relatif pada individu. BJ rata-rata 1,30 berkisar antara 1.028-1.038, mempunyai titik didih 100,170C beku pada suhu 0,50C, kekentalan dalam susu 0,10-0,26% dan Ph antara 6,5-6,6.

Uji bau
Susu yang memiliki kualitas normal akan memiliki bau yang hamper sama dengan penghasilnya yaitu seperti bau sapi, dengan indicator ini seseorang  dapat membedakan mana susu yang bagus dan mana yang tidak bagus setelah mencium susu tersebut(Dodo,1998)

Uji kebersihan dengan metode saring

            Susu yang baik dan berkualitas itu adalah susu yang telah di saring dan dibuang kotoran-kotorannya dengan melakukan penyaringan dan kebersihan kandang dan kebersihan di dalam pemerahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudono (1985), yang menyatakan bahwa Untuk mendapatkan susu yang berkualitas baik harus memperhatikan kebersihan dan kesehatan ternak,kandang dan alat-alat pemerahan serta penyimpanan yang baik. Kemudian dilanjutkan oleh Adnan (1985),                    9
yang menyatakan bahwa Susu yang bersih adalah susu yang telah mengalami penyaringan terlebih dahulu sehingga memperoleh hasil yang maksimal dan bersih. Sehingga kotoran-kotoran yang terdapat di dalamnya akan terbuang.


Uji Alkohol

            Alkohol memeiliki daya dehidrasi dan gugus ion H+ dari ikatan mantel air protein. Hal ini sesuai denan pendapat Yamamoto (1975), yang menyatakan bahwa  alkohol memiliki daya dehidrasi yang akan menarik gugus ion H+ dari ikatan mantel air protein, sehingga protein dapat melekat satu dengan yang lainnya. Kemudian dilanjutkan oleh Buckle (1987), yang menyatakan bahwa Bila susu pecah atau ditandai dengan endapan halus pada dinding tabung maka sampel susu tersebut asam dan hasil uji positif. Hal ini disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme yang bersifat labil.


Uji Didih atau Uji Masak

            Bila terdapat butir-butiran dan susu tidak homogen berarti susu pecah (susu rusak) dan hasil uji positif. Bila susu tetap homogen berarti susu masih baik (normal) dan uji negatif. Dalam praktikum uji didih dapat dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi dan pembakar busen yang mana susu dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dimasukkan susu dan dilakukan pendidihan dan lihat perubahan yang terjadi Hadiwiyoto (1983). Hal ini sesuai dengan pendapat Yamamoto (1975), yang menyatakan bahwa Uji didih merupakan  suatu uji yang mana susu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sampai susu tersebut mendidih kemudian dilakukan suatu penilaian yang mana penilaian ini dilakukan dengan melihat keadaan dari susu tersebut apakah tetap homogen atau pecah seperti butir-butiran.
 10
Uji Reduktase dengan Biru Metilen

            Dalam uji reduktase dapat dilakukan dengan cara memasukkan 5 tetes metilen blue kedalam tabung reaksi yang telah berisi susu kemudian dimasukkan ke dalam inkubator untuk ditunggu beberapa jam sampai warna biru menjadi warna putih. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Setyohadi (1994) yang menyatakan bahwa Angka reduktase adalah waktu yang diperlukan untuk merubah zat warna biru metilen menjadi putih, yang mana nilainya secara kasar berbanding terbalik dengan jumlah organisme yang ada. Kemudian dilanjutkan oleh Hadiwiyoto (1994) yang menyatakan bahwa Kecepatan penurunanya tergantung jumlah dan macam bakteri serta dipengaruhi metabolisme dalam sel bakteri.

















 11
PENUTUP


Kesimpulan

            Dalam praktikum ini dapat diambil kesimpulan bahwasanya susu yang terdapat di RPH merupakan susu yang normal atau baik dan sudah dilakukan penyaringan terlebih dahulu.sehingga tidak menimbulkan penyakit dan tidak berpotensi pada keracunan makanan.  





Saran

            Penulis berharap agar semua praktikan harus mengikuti prosedur dari praktikum supaya praktikum berjalan dengan lancar dan juga agar praktikan dapat mendengar dengan baik penjelasan dari asisten begitu juga para asisten dosen agar selalu professional dalam mengajari praktikan supaya tidak terjadi suatu kesalahan di dalam praktikum.







 12
DAFTAR PUSTAKA


Blakelly, J. 1991.  Ilmu  Peternakan .  Gadjah  Mada  University  Press.   Yogyakarta.


Hidayanto ,  K.A  R.A.  Edwards.  G.H.  Fleet.  And  M.  Wooton. 1987.  Ilmu  Pangan.  Gadjah  Mada  University  Press,  Yogyakarta.


Jaser,  S. 1982. Teknik Uji  Mutu  Susu  dan  Olahannya .Liberty.  Yogyakarta.


Sudono,  1985.  komposisi  susu.  Gramedia  Pustaka.  Yogyakarta.


Yamamoto,  A.  (1975).  Proteolitik  Enzymes  Food  Processimg  2  ED.Academic  Press.  New  York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar