BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selain
sebagai tempat tumbuh, media tanam merupakan penyedia unsur hara danzat-zat
lain yang diperlukan eksplan untuk tumbuh. Seperti halnya dengan tanaman utuh, jaringan tanaman juga
memerlukan unsure hara makro (N, P, K, Ca, Mg, danS) dan unsur hara mikro (Fe,
Zn, Bo, Cu, Mo, dan Co). Karena yang ditanam adalah sepotong kecil jaringan
atau sekelompok sel, media tanam haruslah dapat menyediakan bahan-bahan lain
yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan jaringan tanaman sehingga
tanaman dapat melakukan regenerasi
Media kultur jaringan
memiliki karakteristik masing-masing. Artinya tidak semua media dapat digunakan
pada semua kultur tanaman. Karena beberapa media yang ada memiliki perbedaan
knadungan dan konsentrasi zat-zat yang diperlukan atau digunakan pada kultur.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujaun untuk:
Mengetahui dan mempraktikan
cara membuat medium MS (Murashige & Skoog), Media Vacin dan Went (VW),
Media Woody Plant Medium (WPM)
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Media
Untuk
memenuhi factor pertumbuhan tanaman, media kultur jaringan yang baik mengandung
(Anonimous, 2009):
1. Hara
anorganik. 12 hara mineral yang penting untuk pertumbuhan tanaman dan beberapa
hara yang dilaporkan mempengaruhi pertumbuhan in vitro
2. Sumber karbon. Tanaman dalam kultur jaringan tumbuh
secara heterotrof dan karena mereka tidak cukup mensintesa kebutuhan karbonnya,
maka sukrosa harus ditambahkan ke dalam media. Sumber karbon ini menyediakan
energy bagi pertumbuhan tanaman dan juga sebagai bahan pembangun untuk
memproduksi molekul yang lebih besar yang diperlukan untuk tumbuh.
3.Agar. Eksplan yang dikulturkan harus selalu
bersinggungan atau terkena dengan medianya. Bahan pemadat media yang paling
banyak digunakan adalah agar-agar. Agar-agar adalah campuran polisakarida yang
diperoleh dari beberapa spesies algae. Dalam analisa unsur, diperoleh data
bahwa agar-agar mengandung sedikit unsur Ca, Mg, K, dan Na
4. Air.
distilata biasanya digunakan dalam kultur jaringan, dan banyak lab menggunakan
aquabides (air destilata ganda).
5. Pemilihan
Media.
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
3.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Selasa, 01 November 2011, 08 November 2011, pukul 12.30-14.00
wib dan bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian
Universitas Jambi, Jambi.
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan pada acar pembuatan media ini
adalah magnetic stirrer, timbangan analitik, tabung Erlenmeyer, gelas ukur,
pipet tetes, pengaduk, hot plate and sakker, pH meter, botol kultur, autoklaf,
karet gelang, plastic seal
Bahan yang digunakan adalah:
a. Media Murashige dan skoong (MS)
1. Stok A senyawa NH4NO3
2. Stok B senyawa KNO3
3.
Stok C senyawa KH2PO4,H3BO3,KI,NaMoO4.2H2O,CoCl2.6H2O
4.
Stok D senyawa CaCl2.2H2O
5.
Stok E senyawa MgSO4.7H2O,MnSO4.4H2O,ZnSO4.4H2O,CuSO4.5H2O
6.
Stok F senyawa Na2EDTA,FeSO4.7H2O
7. Myo-inositol
8. Glisin
9. Niasin
10. Pridoksin-HCl
11. Tiamin Hcl
12. Sukrosa
13. Agar
b. Media Vacin dan
Went (VW)
1. Stok A senyawa NH4NO3
2. Stok B senyawa KNO3
3. Stok C
senyawa KH2PO4,H3BO3,KI,NaMoO4.2H2O,CoCl2.6H2O
4. Stok D senyawa CaCl2.2H2O
5. Stok E
senyawa MgSO4.7H2O,MnSO4.4H2O,ZnSO4.4H2O,CuSO4.5H2O
6. Stok F
senyawa Na2EDTA,FeSO4.7H2O
7. Sukrosa
8. Agar
9. Air kelapa
c. Media Woody Plant Medium (WPM)
1. Stok A senyawa NH4NO3
2. Stok B senyawa KNO3
3. Stok C
senyawa KH2PO4,H3BO3,KI,NaMoO4.2H2O,CoCl2.6H2O
4. Stok D senyawa CaCl2.2H2O
5. Stok E
senyawa MgSO4.7H2O,MnSO4.4H2O,ZnSO4.4H2O,CuSO4.5H2O
6. Stok F
senyawa Na2EDTA,FeSO4.7H2O
7. Myo-inositol
8. Glisin
9. Niasin
10.Pridoksin-HCl
11 Tiamin Hcl
12. Sukrosa
13. Agar
3.3 Prosedur Kerja
1.
Pembuatan Media kultur
a. Media Murashige
dan skoong (MS)
1.
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Masukkan stok A kedalam elenmeyer sebanyak
4,85 mL, stok B sebanyak 50 mL, stok C sebanyak 50 mL, stok D sebanyak 50 mL,
stok E sebanyak 5 mL, stok F sebanyak 5 mL serta stok vitamin 10 mL.
3. Tambahkan air aquades hingga volumenya 1000 mL,
Tambahkan sedikit prolin sukrosa 30 g dan agar 7 g.
4. Masukkan
magnetic stirrer ke dalam elenmayer yang berisi larutan, letakkan
elenmeyer tersebut di atas hotplate sehingga larutan akan di panaskan dan akan
teraduk
5. Setelah larutan mendidih matikan hot plate lalu
diamkan sebentar
6. Ukur pH larutan
dengan pH meter hingga pHnya 5,6
7. Pindahkan larutan ke dalam media secukupnya
8. Sterilisasi dalam
autoclove
9, Setelah sterilisasi
susun media tersebut dalam rak yang tersedia
b.
Media Vacin dan Went (VW)
1. Siapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan
2. Masukkan (NH4)2NO3 kedalam elenmeyer sebanyak 1000 mg,
KNO3 sebanyak 1050 mg, KH2PO4 sebanyak
500 mg, MgSO4.7H2O sebanyak 5000 mg, MnSO4.4H2O sebanyak 14 mg, (Ca2)3PO4
sebanyak 500 mg serta Fe3-Tartrat 56 mg.
3. Tambahkan air aquades hingga volumenya 1000 mL, sukrosa 20 g dan agar 7 g.
4. Masukkan magnetic stirrer ke dalam elenmayer yang
berisi larutan, letakkan elenmeyer tersebut di atas hotplate sehingga larutan
akan di panaskan dan akan teraduk
5. Setelah
larutan mendidih matikan hot plate lalu diamkan sebentar
6. Buat 4 ulangan 10%, 20%, 30%, 40%
Ø
Untuk ulangan 10% masukan larutan sebanyak
225 mL tambahkan air kelapa 25 Ml
Ø
Untuk
ulangan 20% masukan larutan sebanyak 200 mL tambahkan air kelapa 50 mL
Ø
Untuk
ulangan 30% masukan larutan sebanyak 175 mL tambahkan air kelapa 75 mL
Ø
Untuk
ulangan 40% masukan larutan sebanyak 150 mL tambahkan air kelapa 100 mL
7. Ukur pH larutan dengan pH meter hingga pHnya 5,6
8. Pindahkan larutan ke dalam media secukupnya
9. Sterilisasi dalam autoclove
10. Setelah sterilisasi susun media tersebut dalam rak
yang tersedia
c. Media Woody Plant Medium (WPM)
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Masukkan stok A kedalam elenmeyer sebanyak 4,85 mL,
stok B sebanyak 50 mL, stok C sebanyak 50 mL, stok D sebanyak 50 mL, stok E
sebanyak 5 mL, stok F sebanyak 5 mL serta stok vitamin 10 mL.
3. Tambahkan air aquades hingga volumenya 1000 mL,
Tambahkan sedikit prolin sukrosa 30 g dan agar 7 g.
4. Masukkan
magnetic stirrer ke dalam elenmayer yang berisi larutan, letakkan
elenmeyer tersebut di atas hotplate sehingga larutan akan di panaskan dan akan
teraduk
5. Setelah larutan mendidih matikan hot plate lalu
diamkan sebentar
6. Ukur pH larutan dengan pH meter hingga pHnya 5,6
7. Pindahkan larutan ke dalam media secukupnya
8. Sterilisasi dalam autoclove
9, Setelah sterilisasi susun media tersebut dalam rak
yang tersedia
2. Sterilisasi Media
Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur
- Memasukkan
botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang telah dibungkus kertas koran
ke dalam autoklaf untuk proses sterilisasi pada suhu 121 C, tekanan 1,5 kg/cm2
selama 45 menit.
- Menyimpan media
pada rak penyimpanan media yang bertujuan untuk mengantisipasi ada tidaknya
kontaminasi pada media sehingga
dapat dicegah penggunaan media yang telah terkontaminasi pada saat penanaman.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari media
yang dibuat dengan berbagai komposisi, terdapat dua media Vacin dan Went yang
kontam. Selain dari ini media dapat di gunakan.
4.2 Pembahasan
Media yang di buat dengan berbagai komposisi dengan nama
yang berbeda dapat digunakan sebagai media tumbuh eksplan. Media yang digunakan
dalam penanaman adalah media yang steril sebab media yang kontam tidak akan
dapat menjadai media tumbuh explan.
Media VW yang ditambahkan air kelapa banyak digunakan
dalam penggunaannya, jenis kelapa tidak memberikan efek yang berbeda terutama
antara kelapa varietas genjah kuning dan varietas genjah hijau. Selain itu, air kelapa juga mengandung zeatin dan ribozeatin
(kelompok zat tumbuh sitokinin) yang mempunyai kemampuan
dalam merangsang pembelahan dan
diferensiasi sel, terutama dalam
hal pembentukan pucuk tanaman dan
pertumbuhan akar (Hess, 1975 didalam
Widiastoety et al., 1997). Selain itu,
air kelapa juga mengandung karbohidrat
yang merupakan bahan
dasar untuk menghasilkan
energi dalam proses
respirasi dan bahan pembentukan sel-sel
baru. Penggunaan air
kelapa tua kurang
berdampak positif karena kandungan zat
hara dalam air
kelapa tersebut telah
tidak mencukupi lagi bagi
kebutuhan tanaman. Dalam hal
ini, unsur-unsur hara
tersebut telah digunakan
untuk pembentukan daging buah air
kelapa (Widiastoety et al., 1997).
Media Murashige & Skoog (media MS) merupakan
perbaikan komposisi media Skoog,. Media MS mengandung 40 mM N dalam bentuk NO3
dan 29 mM N dalam bentuk NH4+. Kandungan N ini, lima kali lebih tinggi dari N total
yang terdapat pada media Miller, 15 kali lebih tinggi dari media tembakau
Hildebrant, dan 19 kali lebih tinggi dari media White.
Media WPM (Woody Plant
Medium) yang dikembangkan oleh Lioyd & Mc Coen pada tahun
1981, merupakan media dengan konsentrasi ion yang lebih rendah dari media MS.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan
Untuk membuat suatu media
diperlukan beberapa komponen umum, antara lain: hara makro, hara mikro, asam
amino dan N organik, gula, senyawa kompleks alami, vitamin, buffer, arang
aktif, ZPT, dan bahan pemadat. Untuk membuat media MS dapat dipergunakan
larutan stok yang telah dibuat dan dipersiapkan sebelumnya, penggunaan larutan
stok ini dapat mempermudah dan mempercepad dalam pembuatan media MS.
Selain peralatan kultur jaringan,
media merupakan salah satu faktor utama dalam keberhasilan kultur. Media kultur
jaringan tanaman harus berisi semua zat yang diperlukan untuk menjamin
pertumbuhan eksplan yang ditanam.Media kultur jaringan memiliki karakteristik
masing-masing. Artinya tidak semua media dapat digunakan pada semua kultur
tanaman. Karena beberapa media yang ada memiliki perbedaan kandungan dan
konsentrasi zat-zat yang diperlukan atau digunakan pada kultur.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Zulkarnain, H.2009. Kultur Jaringan
Tanaman. Jakarta. PT Bumi Angkasa.
Zulkarnain, H. 2005. Penuntun Praktikum
Kultur Jaringan Tanaman. Jambi. Universitas Jambi.
Laporan Praktikum Kultur Jaringan
”Pembuatan Media Kultur Jaringan’’
Oleh:
Nama : Bondan
Wiranata
NIM : D1A009075
Agroekoteknologi Agronomi A
Fakultas Pertanian
Universitas Jambi
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar