Senin, 14 November 2011

penidikan



PENGERTIAN PENDIDIKAN

1.      ARTI PENDIDIKAN
Ilmu pendidikan mempunyai makna yang sama dengan istilah paedagogiek, sedangkan pendidikan sama dengan istilah paedagogie. Sekarang apa perbedaannya?
1)      Ilmu pendidikan (paedagogiek)
Ilmu pendidikan lebih menitih beratkan kepada pemikiran permenungan tentang pendidikan.
2)      Pendidikan (paeagogie)
Hal ini lebih menekankan dalam hal praktek, yaitu menyangkut kegiatan belajar mengajar.
1)      Arti pendidikan secara etimologi :
Paedagogie besal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “pais”, artinya anak, dan “again”diterjemahkan membimbing, jai paedagogie yeitu bimbingan yang diberikan kepada anak.
2)      Secara definitive pendidikan (paedagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan, sebagai berikut :
a)      John Dewey
Pendiikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fonamental secara intelektual an emosional kea rah alam dan sesame manusia.
b)      Langeveld
Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa.
c)      Hoogeveld
Mendidik adalah membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.
d)     SA. Bratanata dkk.
Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.
e)      Rousseau
Pendidikan adalah member kita pembekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
f)       Ki Hajar Dewantara
Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
g)      Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pada umumnya masalah pendidikan dapat dibahas melalui 2 segi :
1)      Segi Pengertian Pendidikan.
a.       Dari segi etimologis , pendidikan berasal ari bahasa Yunani “Paedagogike”. Ini adalah kata majemuk yang terdiri dari kata “PAES” yang berarti anak dan kata “AGO” yang berarti “aku membimbing”. Jadi paedagagike artinya aku membimbing anak.
b.      Dari segi essensialis, mendidik dapat dirumuskan, sebagai berikut :
1)      Prof. Dr. M.Y.Lavengeveld : Mendidik ialah mempengaruhi anak dalam usahanya membimbing anak, agar supaya menjadi dewasa.
2)      Prof. Y.H.E.Y. Hoogeveld : mendidik adalah membantu anak, supaya anak itu kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggungan sendiri.
3)      Dr. Sis Heyster : Mendidik adalah membantu manusia dalam pertumbuhan, agar ia kelak mendapat kebahagiaan bati sedalam-dalamnya yang dapat tercapai olehnya dengan tidak mengganggu orang lain.
4)      Prof. S.Brojonagoro : Mendidik berarti member tuntutan kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.

2)      Segi Pandangan Pendidikan Terhadap Sasarannya
Berdasarkan pandangan di atas, Driyarkarya mengemukakan rumusan pendidikan sebagai berikut :
1)      Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan Tritunggal ayah-ibu-anak, dimana terjadi pemanusiaan anak, dengan mana dia berproses untuk akhirnya memanusia sendiri sebagai manusia purnawan (Driyakarya, 1980 : 129)
2)      Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan Tritunggal ayah-ibu-anak, dimana terjadi pembudayaan anak, dengana mana dia berproses untuk akhirnya bisa membudaya sendiri sabagai manusia purnawan (Driyakarya, 1980 : 130)
3)      Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan Tritunggal ayah-ibu-anak, dimana terjadi nilai-nilai, dengan mana dia berproses untuk akhirnya bisa malaksanakan sendiri sebagai manusia purnawan. (Driyarkara, 1980 :131).


2.      PENTINGNYA PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
a.       Pentingnya Pendidikan
Mengapa pendidikan itu penting?
Hal ini dapat disoroti lewat :
1)      Segi anak
Anak adalah makhluk yang sedang tumbuh, oleh karena itu pendidikan penting sekali karena mulai sejak bayi belum dapat berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya, baik untuk mempertahankan hidup maupun merawat diri, semua kebutuhan tergantung ibu/orang.
2)      Segi orang tua :
Pendidikan adalah karena orang tuayaitu hati nuraninya yang terdalam yang mempunyai sifat kodrati untuk mendidik ankanya baik dari segi fisik, sosial, emosi maupun intelegensinya agar memperoleh keselamatan, kepandaian, agar mendapat kebahagiaan hidup yang mereka idam-idamkan, sehingga ada tanggung jawab moral atas hadirnya anak tersebut yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dapat dipelihara dan dididik dengan sebaik-baiknya.

b.      Pentingnya Mempelajari Ilmu Pendidikan
1)      Untuk Pengembangan Individu
2)      Bagi Pendidik Pada Umumnya
a.       Memudahkan praktek pendidikan.
b.      Dapat menimbulkan rasa kecintaan pada diri pendidik terhadap tugasnya, terhadap anak didik dan terhadap kebenaran.
c.       Dapat menghindari banyak kesukaran dan kesalahan dalam melaksanakan praktek pendidikan.
Kesalahan yang mungkin dibuat dalam mendidik diantaranya :
§  Cara mendidik yang terlalu keras dapat menimbulkan rasa harga diri kurang. Sebaliknya terlalu lunak berarti memanjakan anak.
§  Cara mendidik yang tidak memberi kesempatan untuk berkembang berarti menghambat pertumbuhan.
§  Kesalahan menekankan tujuan pendidikan yang diinginkan.

3)      Dari Segi Pembangunan
a.       Meningkatkan usaha pemerataan pendidikan.
b.      Meningkatkan mutu pendidikan dalam setiap tingkat pendidikan; untuk ini peningkatan kemampuan profesional guru merupakan komponen terpenting dalam sistem pendidikan.
c.       Meningkatkan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan kebutuhan akan pelaksanaan pembangunan yang sekarang sedang akan terus dilaksanakan bahkan semakin ditingkatkan.
d.      Meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan pendidikan di semua jenjang pendidikan.

3.      PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
a.      Pengertian Ilmu pengetahuan dan syarat-syaratnya
Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang lengkap dan tersusun tentang suatu objek.

Adapun syarat sesuatu dapat disebut Ilmu Pengetahuan harus mempunyai :
1.      Obyek Formal sendiri.
2.      Metode Penelitian.
3.      Sistematika Uraian.

b.      Ilmu Pendidikan memenuhi syarat sebagai Ilmu Pengetahuan
Adakah ketiga syarat tersebut terpenuhi oleh Ilmu pendidikan?
Uraian berikut ini adalah jawabannya.
1)      Obyek Ilmu Pendidikan
a.       Obyek Material dan Obyek Formal.
Pendidikan merupakan aktivitas/kegiatan si pendidik secara sadar membawa anak didik ke arah kedewasaan.
Anak didik adalah manusia, berarti obyek ilmu pendidikan adalah manusia.
b.      Obyek Formal
Obyek Formal ilmu pendidikan adalah kegiatan manusia dalam usahanya membawa/membimbing manusia lain ke arah kedewasaan yaitu terlepas dari ketergantungan kepada manusia lain.
2)      Metode Penelitian.
Metode-metode yang digunakannya dapat dipertanggungjawabkan, dapat dikontrol dan dapat dibuktikan kebenaranya, baik metode pengumpulan keterangan atau data maupun metode pendidikan.

3)      Sistematika.
Para ahli berbeda dalam menyusun sistematika Ilmu Pendidikan dan juga ilmu-ilmu yang lain. Hal ini karena tidak dituntut suatu sistematika tertentu.

c.       Pembagian Ilmu Pengetahuan.
Istilah “ilmu“ dan “ilmu pengetahuan” dalam bahsa asingnya kita kenal dengan istilah “knowledge”.
Adapun pembagian Ilmu Pengetahuan dapat ditinjau dari beberapa segi, antara lain :
1.      Ditinjau dari segi Essensialnya
a.       pure Science/Teoritical Science.
b.      applied Science/Practical Science.
2.      Ditinjau dari segi obyeknya
a.       Natural science.
b.      Social Science.
3.      Ditinjau dari segi prosesnya
a.       Historical Science.
b.      Experimental Science.
4.      Ditinjau dari segi pengalaman
a.       Empirical Science.
b.      Pure Science.
5.      Ditinjau dari segi agama
a.       Duniawy
b.      Ukhrowy.


c.         Kedudukan Ilmu Pendidikan pada Ilmu Pengetahuan

Berikut ini ada beberapa tokoh yang mengemukakan penggolongan ilmu pengetahuan, antara lain:
1.      Dr. Sutari Imam Barnadib.

                  Ilmu pengetahuan
                                                                            
Ilmu Murni                                                  Ilmu Empiris
1.      Ilmu pasti
2.      Logoka                       ilmu peng.alam           ilmu peng.rohani
3.      Filsafat

1.        Ilmu Alam          normatif  deskriptif
2.      Ilmu Hayati

                        Pendapatnya tersebut didukung Drs. Piet A. Sahertian dalam “Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan” yang diedit oleh Tim Dosen FIP IKIP
3.    Drs. Amir Daeien Indrakusuma.
Dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pendidikan” menggolong-golongkan Ilmu Pengetahuan sebagai berikut :

Ilmu pengetahuan
1.      Matematika
a.       Ilmu berhitung
b.      Ilmu aljabar
c.       Ilmu ukur
d.      Ilmu mekanika

2.      Fisika
a.       Ilmu alam
b.      Ilmu kimia
c.       Ilmu geologi
d.      Ilmu meneralogie

3.      Biologi
a.       Ilmu botani
b.      Ilmu zoologi
c.       Ilmu antrhropologie
d.      Ilmu enthologie

4.      Social science
a.       Ilmu jiwa
b.      Ilmu logika
c.       Ilmu ethika
d.      Ilmu hukum
e.       Ilmu ekonomi
f.       Ilmu pendidikan
g.      Ilmu sosiologi

5.      Metafisika
a.       Ontologi
b.      Anthropologi
c.       Theodicee
d.       
4.         Prof. Drs.W.J. Van De Woestijne dalam bukunya “Incliding in Het Economisch Denken” yang dikemukakan oleh Drs Winardi dalam bukunya “Pengantar Metodologi Research” membagi Ilmu Pengetahuan sabagai berikut :


Ilmu Pengetahuan






 

Ilmu pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman                        ilmu pengetahuan yang didasarkan oleh pengalaman

Alam tanpa kehidupan                                    alam hidup

                                                Ilmu-ilmu pengetahuan kemanusiaan
Apabila kita perhatikan pembagian/penggolongan ilmu pengetahuan menurut bebrapa tokoh tersebut di atas, maka dapatlah diketahui kedudukan Ilmu Pendidikan pada Ilmu Pengetahuan sabagai berikut :
1.      Menurut Dr. Sutari Imam Barnadib dan Drs. Piet A sahertian :
a.       Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris.
b.      Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan rohani.
c.       Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan normatif.

Ilmu pengetahuan empiris ialah Ilmu Pengatahuan yang terikat dengan obyek tertentu yang terdapat dalam pengalaman. Ilmu pengetahuan Empiris terbagi dua :
a.                 Ilmu-ilmu pengetahuan alam.
b.                Ilmu-ilmu Pengetahuan Rohani.

2.      Menurut Drs. Amir Daien Indrakusuma.
Ilmu pendidikan termasuk Sosial science

3.      Menurut Prof. Dr.W.J. van De Woestijne
Dapat diperkirakan letrak ilmu pendidikan pada skemanya, yaitu pada ilmu-ilmu pengetahuan kemanusiaan.

4.      Menurut Imam al-Ghazali.
Berikut ini adalah pengertian istilah-istilah yang ada pada skema-skema tersebut di atas yang perlu diketahui :

§  Ilmu empiris adalah ilmu yang mendasarkan pada pengalaman, sebagai lawannya adalah ilmu murni.
§  Ilmu rohani, disebut pula “behavioral Sciences” yang mencari obyeknya di dalam  keaktifan rohani manusia.
§  Ilmu Pengetahuan Normatif, yaitu ilmu yang merupakan kaidah-kaidah norma/ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan manusia, dengan pertimbanagan nilai.
§  Ilmu pengetahuan deskriptif, ialah ilmu pengetahuan yang hanya melukiskan obyeknya.
§  Ilmu Matematika, yaitu ilmu-ilmu yang bersifat “serba pasti”, termasuk di dalamnya antara lain Ilmu Berhitung (Arithmatika), Ilmu Ukur (Geometri), Mekanika (Ilmu Gaya).
§  Fisika, yaitu ilmu-ilmu yang bersifat “kealaman” antara lain Geologi (Ilmu Tanah), Mineralogi (Ilmu Pertambangan).
§  Biologi, yaitu ilmu-ilmu yang mempelajari “alam hidup” (Ilmu Hayat), antara lain Ethnologi (Ilmu tentang bangsa-bangsa).
§  Metafisika, yaitu ilmu-ilmu yang bersifat kefilsafatan antara Ontologi (ajaran tentang yang ada), Cosmologi (ajaran tentang alam), Theodicce (ajaran tentang Tuhan)

d.      Hubungan Teoritis dengan Praktis




4. UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
            Unsur-unsur yang ada dalam pendidikan ialah :
1)      Komunikasi
hal ini diartiakan adanya interaksi hubungan timbal balik dari anak denagan orang tua atau pendidik atau dari orang tua yang belum dewasa kepada orang yang sudah dewasa dan sebaliknya.
2)      Kesenagajaan
Komunikasi yang terjadi itu merupakan suatu proses kesengajaan perbuatan yang disadari oleh orang dewasa demi anak.
3)      Kewibawaan
Wibawa timbul dengan sendirinya, tidak dibuat-buat, sebab kewibawaan itu sesuatu kelebihan yang ada dalam diri orang dewasa tadi sehingga anak merasa :
a.       Dilindungi
b.      Percaya
c.       Dibimbing
d.      Dan menerimanya dengan sukarela
Keempatnya ini memberi pengaruh ke hal-hal yang positif, bagi anak tersebut.
4)      Normatif
Yaitu adanya komunikasi tadi dibatasi adanya ketentuan suatu norma baik norma adat, agama, hukum, sosial, dan atau norma pendidikan formal (ingat prinsip Didaktik)
a)      Norma Social :
(1)   Ketentuan nilai baik buruk
(2)   Sopan santun dalam pergaulan
(3)   Adat istiadat
(4)   Gotong royong.
b)      Prinsip Didaktik 9pelajaran ordik umum)
(1)   Pengajaran harus ada aktivitas
(2)   Aktivitas menimbulkan pengalaman
(3)   Pengajaran berdasarkan minat, perhatian
(4)   Pengajaran menjalin teori dan praktek
(5)   Pengajaran berpanduan belajar dan bekerja
(6)   Pengajaran harus sistematis berdasar pedoman yang ada
(7)   Peragaan
(8)   Pengajaran dari yang sudah diketahui ke hal yang belum diketahui
(9)   Pengajaran dimuloai dari kongkrit ke hal abstrak (ingat perkambangan berpikir anak)
(10)    Pengajaran dimulai dari hal yang khusus ke hal yang umum
(11)   Pengajaran dimulai darihal yang sederhana ke hal yang kompleks
(12)   Pengajaran dimulai dari induksi ke deduksi
(13)   Pengajaran harus merangsang siswa belajar sendiri (CBSA)
5)      Unsur anak
Keadaan anak yang akan menerima pelayanan pendidikan sesuai dengan tingkat perkambangannya dan kenalilah anak sebaik-baiknya.

6)      Unsur kedewasaan/Tujuan :
Perlu dipelajari arti kedewasaan baik secara phisik maupun psikis sesuai dengan norma-norma yang berlaku

4.  IHTISAR

Pendidikan
a.       Ditinjau dari anak : kebutuhan bantuan pelayanan
b.      Ditinjau dari orang tua : kasih sayang yang kodrati
c.       Langkah-langkah atau tindakannya sesuai usia anak dari memelihara tubuh kesehatan, kepandaian, sikap. Keterampilan
Pengertian pendidikan
1.      Etimologi : paes=anak, again=pembimbing, paeda= anak, gogos = budak, pelayan, pembimbing
2.      Definitip ; para ahli GBHN penulis

Unsur-unsur pendidikan
1.      Komunikasi : interaksi timbal balik antara pendidikan/orang dewasa dengan anak-anak
2.      Kesengajaan = sadar
3.      Kewibawaan : tidak dibuat-buat pengaruh kepercayaan identifikasi diri
4.      Normatif : norma sosial dan prinsip didaktik
5.      Anak : perkembangan anak
6.      Kedewasaan : makna kedewasaan/tujuan

5. JENIS-JENIS PENDIDIKAN
Pendidikan itu ada berbagai jenis. Berbagai jenis pendidikan itu dapat dibeda-bedakan.
1)      Menurut tingkat dan sistem persekolahan.
Padasaatini jenis dan tingkat persekolahan di Negara kita dari pra sekolah sampai perguruan tinggi ada :
·         Tingkat pra sekolah
·         Tingkat sekolah dasar
Di Amerika menurut Crow and Crow jenis dan tingkat persekolahan dibedakan sebagai berikut:
·         Tingkat TK nol kecil disebut Narsey Education
·         Tingkat TK nol besar disebut Infant Education
·         Tingkat Pendidikan Dasar disebut Elementary Education
·         Tingkat SMTP disebut Yunior High School
·         Tingkat SMTA disebut Senior High School
·         Tingkat sekolah tinggi disebut University
·         Tingkat sekolah tinggi khusus disebut College.

2)      Menurut Tempat berlangsungnya pendidikan
·         Pendidikan di dalam keluarga
·         Pendidikan di dalam sekolah
·         Pendidikan di dalam masyarakat

3)      Menurut cara berlangsungnya pendidikan dibedakan antara pendidikan Fungsional dan Pendidikan Intensional.
Pendidikan fungsional, yaitu pendidikan yang berlangsung secara naluriah tanpa rencana dan tujuan tetapi berlangsung begitu saja. Pendidikan Intensional adalah lawan dari pendidikan fungsional yaitu program dan tujuan sudah direncanakan.

4)      Menurut aspek pribadi yang disentuh jadi tidak menyentuh seluruh dari kepribadian anak didik kita kenal ada pendidik Orkes, Pendidikan sosial, pendidikan bahasa, pendidikan kesenian, pendidikan moral, pendidikan sex dan lain-lain

5)      Menurut sifatnya Pendidikan dibedakan menjadi :
a.       Pendidikan Informal, yaitu pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sepanjang hayat.
b.      Pendidikan Formal, yaitu pendidikan yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan mengikutisyarat-syarat tertentu secara ketat.
c.       Pendidikan non formal, yaitu pendidikan yang dilaksanakan secara tertentu dan sadar tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat.
BAB III
DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN

1.      DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN
Masalah dasar dan tujuan pendidikan adalah merupakan suatu masalah yang sangat fondamentil dalam pelaksanaan pendidikan. Sebab dari dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan isi pendidikan. Dan dari tujuan pendidikan akan menentukan ke arah mana anak didik itu dibawa.
Dari uraian di atas kita ambil kesimpulan, bahwa ada hubungan antara kurikulum dengan filsafat negara, serta hubungan antara kurikulum dengan dasar dan tujuan pendidikan.



 














                                                                                                      
              Dasar adalah sesuatu yang dipakai sebagai landasan untuk berpijak, dan dari sanalah segala segala aktivitas yang berdiri di atasnya (termasuk aktivitas pendidikan) akan dijiwai atau diwarnai.
Sedangkan tujuan adalah sesuatu yang akan diraih dengan melakukan aktivitas tersebut.
Tujuan Pendidikan dan Pandanagan Hidup
Pendidik adalah orang dewasa, normal, beradab, dan bertanggung jawab.
Dalam dunia pendidikan, persoalan-persoalan yang ada kaitanyya dengan tujuan pendidikan, akan dapat diwadahi oleh filsafat hidup (pandanagan hidup) sesuatu bangsa yang melakukan aktivitas pendidikan tersebut.
Sifat dan Tujuan Pendidikan
1)      Tujuan umum
Sebagaimana telah diuraikan di dalam “Usaha-usaha Pendidikan”, maka tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan.
2)      Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, kita perlu juga melewati jalan-jalan yang khusus. Untuk mengkhususkan tujuan umum itu, kita dapat mempergunakan beberapa pandangan dasar (prinsip) sebagai berikut :
a.       Kita harus melihat kemungkinan-kemungkinan, kesanggupan-kesanggupan, pembawaan, umur, dan jenis kelamin anak didik.
b.      Kita harus melihat lingkungandan keluarga anak didik.
c.       Kita harus melihat tujuan anak didik dalam rangkaian kemasyarakatannya.
d.      Kita harus melihat diri kita sendiri selaku pendidik
e.       Kita harus melihat tugas lembaga pendidikan dimana anak itu dididik.
f.       Kita harus melihat tugas bangsa dan umat manusia dewasa ini, dan di sini.

3)      Tujuan Tak Lengkap
Ini adalah tujuan yang berkaitan dengan kepribadian  manusia dari satu oaspek saja, yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup tertentu. Misalnya kesusilaan, keagamaan, keindahan, kemasyarakatan, pengatahuan dan lainsebagainya.
4)      Tujuan sementara
Tujuan sementara ini adalah titik-titk perhatian sementara, yang kesemuanya itu sebagai persiapan, untuk menuju kepada tujuan umum tersebut.
5)      Tujuan Insidental
misalnya, anak kadang-kadang kita ajak makan bersama (karena merasa perlu), tetapi lain kali tidak.
6)      Tujuan Intermedier
Tujuan ini adalah tujuan yang berkaitan dengan penguasaan sesuatu pengetahuan atau keterampilan demi tercapainya tujuan sementara.

Macam-macam tujuan pendidikan
Menurut Lengevekd, tujuan pendidikan itu ada bermacam0macam, yaitu :
1)      Tujuan Umum
2)      Tujuan Khusus
3)      Tujuan atak Lengkap
4)      Tujuan Insidentil
5)      Tujuan Sementara
6)      Tujuan Perantara



2.      TUJUAN PENDIDIKAN DARI MASA KEMASA
1.      Zaman Pra Hindu
         Zaman pra hindu ini masih bercorak adat asli, sekalipun keasliannya tidak samadengan sifat primitif.
         Kepercayaan mereka adalah animismedan sebagian yang lain adalah dynamisme, sedangkan hidup kemasyarakatannya adalah gotong royong (belum ada perbedaan kelas).
         Tujuan pendidikan ialah : manusia gotong royong,manusia menghormati empu, dan manusia taat akan adat.

2.      Zaman Pengaruh hindu
         Aktivitas yang dilakukan ialah : menterjemahkan buku-buku bahsa asing ke dalam bahasa Jawa Kuno, menyususn buku-buku sendiri, antara lain Negara Kertagama. Perpustakaan untuk umum.
         Kemajuan yang telah dicapai antara lain : bidang politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan, sedangkan kelemahannya antara lain : kurang memperhatikan generasi muda dan kurang mempersiapkan kader-kader pimppinan bangsa.

3.      Zaman Pengaruh Budha
         Aktivitas yang dilkukan antara lain : menterjemahkan buku-buku agama Budha. Di samping Kerajaan Sriwijaya, kerajaan Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Tengah, juga telah memiliki Perguruan Tinggi Agama Budha, yang dipimpin oleh Jana Badra. Aktivitas yang dilkukan antara lain menterjemahkan buku-buku agama Budha dan menterjemahkan buku-buku lain ke dalam Bahasa Jawa Kuno, misalnya buku Ramayana.

4.      Zaman mulai menyebarnya agama islam
Pendidikan dan pengajaran antara lain sebagai berikut :
·  Langgar/Surau : mengaji Al-Quran (individual/semi klasikal). Pembimbingnya semacam tutor.
·  Pondok pesantren : belajar ilmu agama, ilmu bahasa, ilmu falak, hukum fikih, logoka, dan sebagainya. Pembimbingnya adalah Kyai
·  Madrasah : belajar ilmu pengetahuan umum dan kejuruan, agama, dan sebagainya. Pembimbingnya adalah guru.

5.      Zaman Kolonial Belanda
         Tujuan pendidikan dan pengjaran adalah : menyiapkan tenaga rendah/ murahan, mengabdi kepentingan penjajah melaksanakan politik memecah belah, dipertahankan kekuasaan politik dan ekonomi penjajah.

6.      Zaman Penjajahan Jepang
         Tujuan pendidikan adalah : pembentukan militerisme dan menang dalam perang melawan sekutu.
         Sistem pendidikan dan pengajarannya adalah : sekolah rakyat 6 tahun, sekolah menengah 3 tahun, dan sekolah menengah tinggi 3 tahun. Untuk mendidik guru terdapat 3 jenis sekolah yeitu : sekolah guru 2 tahun (Syoto Sihan Gakko), sekolah guru 4 tahun (Guto Sihan Gakko) dan sekolah guru 6 tahun (Koto Sihan Gakko).

7.      Zaman Kemerdekaan
         Di dalam pendidikan dan pengajaran bangsa indonesia tidak henti-hentinya untuk merombak dan membangun sistem pendidikan Indonesia dengana tujuan agar sistem itu benar-benar dapat dijadikan media pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.


3.      TUJUAN PENDIDIKAN MENURUT PARA PAKAR
Tujuan Pendidikan menurut bebrapa Tokoh.
1.      Socrates (469-399 SM)
Tujuan pendidikan Socrates adalah mengembangkan daya pikir sehingga memungkinkan orang untuk mengerti pokok-pokok kesusialaan.
2.      Plato (427-347 SM)
Tujuan pendidikan menurut Plato adalah menyajikan individu bahagia dan berguna bagi negara.
3.      Aritoteles (348-332 SM)
Tujuan pendidikan menurut Aristoteles adalah membuat kehidupan rasional.
4.      Augustinus (354-430 SM)
Tujuan pendidikan adalah cinta sepenuhnya kepada tuhan agar dapat ketentraman di alam baqa kelak.
5.      Francoin Rabelais (1438-1553)
Tujuan pengajaran menurut Rabelais ialah pembentukan manusia yang lengkap, cakap dalam kesenian dan industri, perkembangan manusia dalam segala seginya :jasmani, kesusilaan dan akalnya.
6.      Prof. Dr. Ph. Kohnstam (Belanda 1875)
Tujuan pendidikan ialah menolong manusia yang sedang berkembang, supaya ia mmemperoleh perdamaian batin yang sedalam-dalamnya tanpa mengganggu dan menjadi beban orang lain.
7.      John Milton (Inggris, 1531-1611)
Tujuan pendidikan adalah persiapan untuk kehidupan yang sebenarnya di dunia nyata ini.
8.      Richard Mulcaster (Inggris, 1561-1626)
Tujuan pendidikan ialah membantu kodrad ke arah kesempurnaan.
9.      Francis Bacon (Inggris, 1561-1626)
Tujuan pendidikan adalah mengusahakan agar manusia dapat menguasai benda-benda, meningkatkan kekuatan manusia dengan penggunaan ilmu pengetahuan.
10.  John Locke (Inggris, 1632-1704)
Tujuan akhir ini pada pendidikan adalah pembentukan watak, perkembangan manusia sebagai kebulatan moral, jasmani dan mental.
11.  Jean Jacques Rousseau (Geneva, 1712-1778)
Tujuan pendidikan adalah mengembangkan pembawaan anak itu menurut alamnya.
12.  John Dewey (AS, 1859-1952)
Tujuan pendidikan menurut Dewey ialah memebentuk anak untuk menjadi warga negara yang baik..


BAB IV
ALAT-ALAT PENDIDIKAN


1.      PERBEDAAN ALAT PENDIDIKAN DENGAN FAKTOR PENDIDIKAN.
a.      Alat pendidikan
      Alat pendidikan adalah hal yang tidak saja memuat kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi alat pendidikan itu telah mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi, dengan perbuatan dan situasi mana, dicita-citakan dengan tegas, untuk mencapai tujuan pendidikan.
b.      Faktor Pendidikan
      Faktor Pendidikan adalah hal yang memungkinkan terlaksnanya pekerjaan mendidik, atau dapat dikatakan bahwa faktor pendidikan memuat kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik.


2.      PENGGUNAAN ALAT PENDIDIKAN
Di dalam memilih alat-alat pendidikan yang akan digunakan perlu diingat atau diperhatikan hal-hal berikut:
1.      Tujuan apakah yang ingin dicapai dengan alat itu
2.      Siapakah yang menggunakan alat itu
3.      Lat-alat manakah yang tersedia dan dapat digunakan
4.      Terhadap siapakah alat itu digunakan.

3.      JENIS-JENIS ALAT PENDIDIKAN
1)      Alat pendidikan Pendahuluan
a.       Keteraturan, berarti berlangsung pada waktu, tempat dan dengan cara yang sama
b.      Kebersihan, berarti menanamkan kebiasaan bagi anak didik agar tetap bersih dan rapi.
c.       Ketenangan, artinya menanamkan kebiasaan bagianak didik untuk ikut menjaga keharmonisan keluarga sehingga dapat hidup tenang.
d.      Pembiasaan, artinya memberi kesempatan kepada anak akan kesibukan dalamlapangan indra dan motorik, dan kesempatan untuk bergaul dengan sesamanya.


BAB V
LEMBAGA PENDIDIKAN


1.      LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL, NON-FORMAL DAN IN-FORMAL
1.      Lembaga Pendidikan Formal
1)      Arti sekolah :
Pada umumnya lembaga formal adalah tempat yan paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk membina generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat.

2)      Jenjang lembaga pendidikan formal


















Tujuan Pengadaan lembaga pendidikan formal
a)      Temapat sumber ilmu pengetahuan
b)      Tempat untuk mengembangkan bangsa
c)      Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting guna bakal kehidupan di masyarakat sehingga siap pakai.

2. LEMBAGA PENDIDIKAN NON FORMAL
Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah ialah semua bentuk pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja, tertib dan berancana di luar kegiatan persekolahan.
3.PENDIDIKAN INFORMAL
Pendidikan informal ini terutama berlangsung di tengah keluarga. Kegiatan pendidikan ini tanpa suatu organisasi yang ketat, tanpa adanya program waktu, dan tanpa evaluasi. Pendidikan ini dapat berlangsung di luar sekolah.  Pendidikan informal ini mempunyai tujuan tertentu khususnya untuk lingkungan keluarga/ rumah tangga, lingkunag desa, lungkunagan adat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar