PENGERTIAN PENDIDIKAN
1.
ARTI
PENDIDIKAN
Ilmu
pendidikan mempunyai makna yang sama dengan istilah paedagogiek, sedangkan
pendidikan sama dengan istilah paedagogie. Sekarang apa perbedaannya?
1) Ilmu
pendidikan (paedagogiek)
Ilmu pendidikan lebih
menitih beratkan kepada pemikiran permenungan tentang pendidikan.
2) Pendidikan
(paeagogie)
Hal ini lebih
menekankan dalam hal praktek, yaitu menyangkut kegiatan belajar mengajar.
1) Arti
pendidikan secara etimologi :
Paedagogie besal dari
bahasa Yunani, terdiri dari kata “pais”, artinya anak, dan “again”diterjemahkan
membimbing, jai paedagogie yeitu bimbingan yang diberikan kepada anak.
2) Secara
definitive pendidikan (paedagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan,
sebagai berikut :
a) John
Dewey
Pendiikan adalah proses
pembentukan kecakapan-kecakapan fonamental secara intelektual an emosional kea
rah alam dan sesame manusia.
b) Langeveld
Mendidik adalah
mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa.
c) Hoogeveld
Mendidik adalah
membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas
tanggung jawabnya sendiri.
d) SA.
Bratanata dkk.
Pendidikan adalah usaha
yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung
untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.
e) Rousseau
Pendidikan adalah
member kita pembekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita
membutuhkannya pada waktu dewasa.
f) Ki
Hajar Dewantara
Mendidik adalah
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
g) Pendidikan
adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan
luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pada umumnya masalah
pendidikan dapat dibahas melalui 2 segi :
1) Segi
Pengertian Pendidikan.
a. Dari
segi etimologis , pendidikan berasal ari bahasa Yunani “Paedagogike”. Ini
adalah kata majemuk yang terdiri dari kata “PAES” yang berarti anak dan kata
“AGO” yang berarti “aku membimbing”. Jadi paedagagike artinya aku membimbing
anak.
b. Dari
segi essensialis, mendidik dapat dirumuskan, sebagai berikut :
1) Prof.
Dr. M.Y.Lavengeveld : Mendidik ialah mempengaruhi anak dalam usahanya
membimbing anak, agar supaya menjadi dewasa.
2) Prof.
Y.H.E.Y. Hoogeveld : mendidik adalah membantu anak, supaya anak itu kelak cakap
menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggungan sendiri.
3) Dr.
Sis Heyster : Mendidik adalah membantu manusia dalam pertumbuhan, agar ia kelak
mendapat kebahagiaan bati sedalam-dalamnya yang dapat tercapai olehnya dengan
tidak mengganggu orang lain.
4) Prof.
S.Brojonagoro : Mendidik berarti member tuntutan kepada manusia yang belum
dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai tercapainya kedewasaan dalam
arti rohani dan jasmani.
2) Segi
Pandangan Pendidikan Terhadap Sasarannya
Berdasarkan pandangan
di atas, Driyarkarya mengemukakan rumusan pendidikan sebagai berikut :
1) Pendidikan
adalah hidup bersama dalam kesatuan Tritunggal ayah-ibu-anak, dimana terjadi
pemanusiaan anak, dengan mana dia berproses untuk akhirnya memanusia sendiri
sebagai manusia purnawan (Driyakarya, 1980 : 129)
2) Pendidikan
adalah hidup bersama dalam kesatuan Tritunggal ayah-ibu-anak, dimana terjadi
pembudayaan anak, dengana mana dia berproses untuk akhirnya bisa membudaya
sendiri sabagai manusia purnawan (Driyakarya, 1980 : 130)
3) Pendidikan
adalah hidup bersama dalam kesatuan Tritunggal ayah-ibu-anak, dimana terjadi
nilai-nilai, dengan mana dia berproses untuk akhirnya bisa malaksanakan sendiri
sebagai manusia purnawan. (Driyarkara, 1980 :131).
2.
PENTINGNYA
PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
a. Pentingnya
Pendidikan
Mengapa pendidikan itu
penting?
Hal ini dapat disoroti
lewat :
1) Segi
anak
Anak adalah makhluk
yang sedang tumbuh, oleh karena itu pendidikan penting sekali karena mulai
sejak bayi belum dapat berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya, baik untuk
mempertahankan hidup maupun merawat diri, semua kebutuhan tergantung ibu/orang.
2) Segi
orang tua :
Pendidikan adalah
karena orang tuayaitu hati nuraninya yang terdalam yang mempunyai sifat kodrati
untuk mendidik ankanya baik dari segi fisik, sosial, emosi maupun
intelegensinya agar memperoleh keselamatan, kepandaian, agar mendapat
kebahagiaan hidup yang mereka idam-idamkan, sehingga ada tanggung jawab moral
atas hadirnya anak tersebut yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk
dapat dipelihara dan dididik dengan sebaik-baiknya.
b. Pentingnya
Mempelajari Ilmu Pendidikan
1) Untuk
Pengembangan Individu
2) Bagi
Pendidik Pada Umumnya
a. Memudahkan
praktek pendidikan.
b. Dapat
menimbulkan rasa kecintaan pada diri pendidik terhadap tugasnya, terhadap anak
didik dan terhadap kebenaran.
c. Dapat
menghindari banyak kesukaran dan kesalahan dalam melaksanakan praktek
pendidikan.
Kesalahan yang mungkin
dibuat dalam mendidik diantaranya :
§ Cara
mendidik yang terlalu keras dapat menimbulkan rasa harga diri kurang.
Sebaliknya terlalu lunak berarti memanjakan anak.
§ Cara
mendidik yang tidak memberi kesempatan untuk berkembang berarti menghambat
pertumbuhan.
§ Kesalahan
menekankan tujuan pendidikan yang diinginkan.
3) Dari
Segi Pembangunan
a. Meningkatkan
usaha pemerataan pendidikan.
b. Meningkatkan
mutu pendidikan dalam setiap tingkat pendidikan; untuk ini peningkatan
kemampuan profesional guru merupakan komponen terpenting dalam sistem
pendidikan.
c. Meningkatkan
relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan kebutuhan akan
pelaksanaan pembangunan yang sekarang sedang akan terus dilaksanakan bahkan
semakin ditingkatkan.
d. Meningkatkan
efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan pendidikan di semua jenjang
pendidikan.
3.
PENDIDIKAN
SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
a.
Pengertian
Ilmu pengetahuan dan syarat-syaratnya
Ilmu pengetahuan adalah
suatu uraian yang lengkap dan tersusun tentang suatu objek.
Adapun syarat sesuatu
dapat disebut Ilmu Pengetahuan harus mempunyai :
1. Obyek
Formal sendiri.
2. Metode
Penelitian.
3. Sistematika
Uraian.
b.
Ilmu
Pendidikan memenuhi syarat sebagai Ilmu Pengetahuan
Adakah ketiga syarat
tersebut terpenuhi oleh Ilmu pendidikan?
Uraian berikut ini
adalah jawabannya.
1) Obyek
Ilmu Pendidikan
a. Obyek
Material dan Obyek Formal.
Pendidikan merupakan
aktivitas/kegiatan si pendidik secara sadar membawa anak didik ke arah
kedewasaan.
Anak didik adalah
manusia, berarti obyek ilmu pendidikan adalah manusia.
b. Obyek
Formal
Obyek Formal ilmu
pendidikan adalah kegiatan manusia dalam usahanya membawa/membimbing manusia
lain ke arah kedewasaan yaitu terlepas dari ketergantungan kepada manusia lain.
2) Metode
Penelitian.
Metode-metode yang
digunakannya dapat dipertanggungjawabkan, dapat dikontrol dan dapat dibuktikan
kebenaranya, baik metode pengumpulan keterangan atau data maupun metode
pendidikan.
3) Sistematika.
Para ahli berbeda dalam
menyusun sistematika Ilmu Pendidikan dan juga ilmu-ilmu yang lain. Hal ini
karena tidak dituntut suatu sistematika tertentu.
c.
Pembagian
Ilmu Pengetahuan.
Istilah “ilmu“ dan
“ilmu pengetahuan” dalam bahsa asingnya kita kenal dengan istilah “knowledge”.
Adapun pembagian Ilmu
Pengetahuan dapat ditinjau dari beberapa segi, antara lain :
1. Ditinjau
dari segi Essensialnya
a. pure
Science/Teoritical Science.
b. applied
Science/Practical Science.
2. Ditinjau
dari segi obyeknya
a. Natural
science.
b. Social
Science.
3. Ditinjau
dari segi prosesnya
a. Historical
Science.
b. Experimental
Science.
4. Ditinjau
dari segi pengalaman
a. Empirical
Science.
b. Pure
Science.
5. Ditinjau
dari segi agama
a. Duniawy
b. Ukhrowy.
c.
Kedudukan
Ilmu Pendidikan pada Ilmu Pengetahuan
Berikut ini ada
beberapa tokoh yang mengemukakan penggolongan ilmu pengetahuan, antara lain:
1. Dr.
Sutari Imam Barnadib.
Ilmu pengetahuan
Ilmu Murni Ilmu Empiris
1. Ilmu pasti
2. Logoka ilmu peng.alam ilmu
peng.rohani
3. Filsafat
1.
Ilmu Alam normatif deskriptif
2. Ilmu
Hayati
Pendapatnya
tersebut didukung Drs. Piet A. Sahertian dalam “Pengantar Dasar-Dasar
Kependidikan” yang diedit oleh Tim Dosen FIP IKIP
3. Drs.
Amir Daeien Indrakusuma.
Dalam bukunya “Pengantar Ilmu
Pendidikan” menggolong-golongkan Ilmu Pengetahuan sebagai berikut :
Ilmu pengetahuan
1. Matematika
a. Ilmu
berhitung
b. Ilmu
aljabar
c. Ilmu
ukur
d. Ilmu
mekanika
2. Fisika
a. Ilmu
alam
b. Ilmu
kimia
c. Ilmu
geologi
d. Ilmu
meneralogie
3. Biologi
a. Ilmu
botani
b. Ilmu
zoologi
c. Ilmu
antrhropologie
d. Ilmu
enthologie
4. Social
science
a. Ilmu
jiwa
b. Ilmu
logika
c. Ilmu
ethika
d. Ilmu
hukum
e. Ilmu
ekonomi
f. Ilmu
pendidikan
g. Ilmu
sosiologi
5. Metafisika
a. Ontologi
b. Anthropologi
c. Theodicee
d.
4.
Prof. Drs.W.J. Van De Woestijne dalam
bukunya “Incliding in Het Economisch Denken” yang dikemukakan oleh Drs Winardi
dalam bukunya “Pengantar Metodologi Research” membagi Ilmu Pengetahuan sabagai
berikut :
Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan yang
didasarkan atas pengalaman ilmu pengetahuan yang didasarkan oleh
pengalaman
Alam tanpa kehidupan alam hidup
Ilmu-ilmu pengetahuan
kemanusiaan
Apabila
kita perhatikan pembagian/penggolongan ilmu pengetahuan menurut bebrapa tokoh
tersebut di atas, maka dapatlah diketahui kedudukan Ilmu Pendidikan pada Ilmu
Pengetahuan sabagai berikut :
1. Menurut
Dr. Sutari Imam Barnadib dan Drs. Piet A sahertian :
a. Ilmu
pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris.
b. Ilmu
pendidikan termasuk ilmu pengetahuan rohani.
c. Ilmu
pendidikan termasuk ilmu pengetahuan normatif.
Ilmu
pengetahuan empiris ialah Ilmu Pengatahuan yang terikat dengan obyek tertentu
yang terdapat dalam pengalaman. Ilmu pengetahuan Empiris terbagi dua :
a.
Ilmu-ilmu pengetahuan alam.
b.
Ilmu-ilmu Pengetahuan Rohani.
2. Menurut
Drs. Amir Daien Indrakusuma.
Ilmu pendidikan termasuk Sosial science
3. Menurut
Prof. Dr.W.J. van De Woestijne
Dapat diperkirakan letrak ilmu pendidikan
pada skemanya, yaitu pada ilmu-ilmu pengetahuan kemanusiaan.
4. Menurut
Imam al-Ghazali.
Berikut ini adalah pengertian
istilah-istilah yang ada pada skema-skema tersebut di atas yang perlu diketahui
:
§ Ilmu
empiris adalah ilmu yang mendasarkan pada pengalaman, sebagai lawannya adalah
ilmu murni.
§ Ilmu
rohani, disebut pula “behavioral Sciences” yang mencari obyeknya di dalam keaktifan rohani manusia.
§ Ilmu
Pengetahuan Normatif, yaitu ilmu yang merupakan kaidah-kaidah norma/ukuran
tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan manusia, dengan
pertimbanagan nilai.
§ Ilmu
pengetahuan deskriptif, ialah ilmu pengetahuan yang hanya melukiskan obyeknya.
§ Ilmu
Matematika, yaitu ilmu-ilmu yang bersifat “serba pasti”, termasuk di dalamnya
antara lain Ilmu Berhitung (Arithmatika), Ilmu Ukur (Geometri), Mekanika (Ilmu
Gaya).
§ Fisika,
yaitu ilmu-ilmu yang bersifat “kealaman” antara lain Geologi (Ilmu Tanah),
Mineralogi (Ilmu Pertambangan).
§ Biologi,
yaitu ilmu-ilmu yang mempelajari “alam hidup” (Ilmu Hayat), antara lain
Ethnologi (Ilmu tentang bangsa-bangsa).
§ Metafisika,
yaitu ilmu-ilmu yang bersifat kefilsafatan antara Ontologi (ajaran tentang yang
ada), Cosmologi (ajaran tentang alam), Theodicce (ajaran tentang Tuhan)
d. Hubungan Teoritis dengan Praktis
4. UNSUR-UNSUR
PENDIDIKAN
Unsur-unsur yang ada
dalam pendidikan ialah :
1)
Komunikasi
hal ini diartiakan adanya interaksi hubungan timbal
balik dari anak denagan orang tua atau pendidik atau dari orang tua yang belum
dewasa kepada orang yang sudah dewasa dan sebaliknya.
2)
Kesenagajaan
Komunikasi
yang terjadi itu merupakan suatu proses kesengajaan perbuatan yang disadari
oleh orang dewasa demi anak.
3)
Kewibawaan
Wibawa timbul dengan sendirinya, tidak dibuat-buat,
sebab kewibawaan itu sesuatu kelebihan yang ada dalam diri orang dewasa tadi
sehingga anak merasa :
a. Dilindungi
b. Percaya
c. Dibimbing
d. Dan
menerimanya dengan sukarela
Keempatnya ini memberi pengaruh ke
hal-hal yang positif, bagi anak tersebut.
4)
Normatif
Yaitu adanya komunikasi tadi dibatasi adanya
ketentuan suatu norma baik norma adat, agama, hukum, sosial, dan atau norma
pendidikan formal (ingat prinsip Didaktik)
a) Norma
Social :
(1) Ketentuan
nilai baik buruk
(2) Sopan
santun dalam pergaulan
(3) Adat
istiadat
(4) Gotong
royong.
b) Prinsip
Didaktik 9pelajaran ordik umum)
(1) Pengajaran
harus ada aktivitas
(2) Aktivitas
menimbulkan pengalaman
(3) Pengajaran
berdasarkan minat, perhatian
(4) Pengajaran
menjalin teori dan praktek
(5) Pengajaran
berpanduan belajar dan bekerja
(6) Pengajaran
harus sistematis berdasar pedoman yang ada
(7) Peragaan
(8) Pengajaran
dari yang sudah diketahui ke hal yang belum diketahui
(9) Pengajaran
dimuloai dari kongkrit ke hal abstrak (ingat perkambangan berpikir anak)
(10)
Pengajaran dimulai dari hal yang khusus ke hal
yang umum
(11)
Pengajaran dimulai darihal yang
sederhana ke hal yang kompleks
(12)
Pengajaran dimulai dari induksi ke
deduksi
(13)
Pengajaran harus merangsang siswa
belajar sendiri (CBSA)
5) Unsur
anak
Keadaan
anak yang akan menerima pelayanan pendidikan sesuai dengan tingkat
perkambangannya dan kenalilah anak sebaik-baiknya.
6) Unsur
kedewasaan/Tujuan :
Perlu
dipelajari arti kedewasaan baik secara phisik maupun psikis sesuai dengan
norma-norma yang berlaku
4.
IHTISAR
Pendidikan
a.
Ditinjau dari anak : kebutuhan bantuan
pelayanan
b.
Ditinjau dari orang tua : kasih sayang
yang kodrati
c. Langkah-langkah
atau tindakannya sesuai usia anak dari memelihara tubuh kesehatan, kepandaian,
sikap. Keterampilan
Pengertian
pendidikan
1. Etimologi
: paes=anak, again=pembimbing, paeda= anak, gogos = budak, pelayan, pembimbing
2. Definitip
; para ahli GBHN penulis
Unsur-unsur
pendidikan
1.
Komunikasi : interaksi timbal balik
antara pendidikan/orang dewasa dengan anak-anak
2.
Kesengajaan = sadar
3.
Kewibawaan : tidak dibuat-buat pengaruh
kepercayaan identifikasi diri
4.
Normatif : norma sosial dan prinsip
didaktik
5.
Anak : perkembangan anak
6. Kedewasaan
: makna kedewasaan/tujuan
5.
JENIS-JENIS PENDIDIKAN
Pendidikan
itu ada berbagai jenis. Berbagai jenis pendidikan itu dapat dibeda-bedakan.
1) Menurut
tingkat dan sistem persekolahan.
Padasaatini
jenis dan tingkat persekolahan di Negara kita dari pra sekolah sampai perguruan
tinggi ada :
·
Tingkat pra sekolah
·
Tingkat sekolah dasar
Di
Amerika menurut Crow and Crow jenis dan tingkat persekolahan dibedakan sebagai
berikut:
·
Tingkat TK nol kecil disebut Narsey
Education
·
Tingkat TK nol besar disebut Infant
Education
·
Tingkat Pendidikan Dasar disebut
Elementary Education
·
Tingkat SMTP disebut Yunior High School
·
Tingkat SMTA disebut Senior High School
·
Tingkat sekolah tinggi disebut
University
·
Tingkat sekolah tinggi khusus disebut
College.
2) Menurut
Tempat berlangsungnya pendidikan
·
Pendidikan di dalam keluarga
·
Pendidikan di dalam sekolah
·
Pendidikan di dalam masyarakat
3)
Menurut cara berlangsungnya pendidikan
dibedakan antara pendidikan Fungsional dan Pendidikan Intensional.
Pendidikan fungsional, yaitu pendidikan yang
berlangsung secara naluriah tanpa rencana dan tujuan tetapi berlangsung begitu
saja. Pendidikan Intensional adalah lawan dari pendidikan fungsional yaitu
program dan tujuan sudah direncanakan.
4) Menurut
aspek pribadi yang disentuh jadi tidak menyentuh seluruh dari kepribadian anak
didik kita kenal ada pendidik Orkes, Pendidikan sosial, pendidikan bahasa,
pendidikan kesenian, pendidikan moral, pendidikan sex dan lain-lain
5) Menurut
sifatnya Pendidikan dibedakan menjadi :
a. Pendidikan
Informal, yaitu pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari
dengan sadar atau tidak sadar sepanjang hayat.
b. Pendidikan
Formal, yaitu pendidikan yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan
mengikutisyarat-syarat tertentu secara ketat.
c. Pendidikan
non formal, yaitu pendidikan yang dilaksanakan secara tertentu dan sadar tetapi
tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat.
BAB
III
DASAR
DAN TUJUAN PENDIDIKAN
1.
DASAR
DAN TUJUAN PENDIDIKAN
Masalah
dasar dan tujuan pendidikan adalah merupakan suatu masalah yang sangat
fondamentil dalam pelaksanaan pendidikan. Sebab dari dasar pendidikan itu akan
menentukan corak dan isi pendidikan. Dan dari tujuan pendidikan akan menentukan
ke arah mana anak didik itu dibawa.
Dari
uraian di atas kita ambil kesimpulan, bahwa ada hubungan antara kurikulum
dengan filsafat negara, serta hubungan antara kurikulum dengan dasar dan tujuan
pendidikan.
Dasar adalah sesuatu yang dipakai
sebagai landasan untuk berpijak, dan dari sanalah segala segala aktivitas yang
berdiri di atasnya (termasuk aktivitas pendidikan) akan dijiwai atau diwarnai.
Sedangkan
tujuan adalah sesuatu yang akan diraih dengan melakukan aktivitas tersebut.
Tujuan Pendidikan dan Pandanagan
Hidup
Pendidik
adalah orang dewasa, normal, beradab, dan bertanggung jawab.
Dalam
dunia pendidikan, persoalan-persoalan yang ada kaitanyya dengan tujuan
pendidikan, akan dapat diwadahi oleh filsafat hidup (pandanagan hidup) sesuatu
bangsa yang melakukan aktivitas pendidikan tersebut.
Sifat dan Tujuan Pendidikan
1) Tujuan
umum
Sebagaimana
telah diuraikan di dalam “Usaha-usaha Pendidikan”, maka tujuan umum pendidikan
adalah kedewasaan.
2) Tujuan
Khusus
Untuk
mencapai tujuan umum, kita perlu juga melewati jalan-jalan yang khusus. Untuk
mengkhususkan tujuan umum itu, kita dapat mempergunakan beberapa pandangan
dasar (prinsip) sebagai berikut :
a.
Kita harus melihat
kemungkinan-kemungkinan, kesanggupan-kesanggupan, pembawaan, umur, dan jenis
kelamin anak didik.
b.
Kita harus melihat lingkungandan
keluarga anak didik.
c.
Kita harus melihat tujuan anak didik
dalam rangkaian kemasyarakatannya.
d.
Kita harus melihat diri kita sendiri
selaku pendidik
e.
Kita harus melihat tugas lembaga
pendidikan dimana anak itu dididik.
f.
Kita harus melihat tugas bangsa dan umat
manusia dewasa ini, dan di sini.
3) Tujuan
Tak Lengkap
Ini adalah tujuan yang berkaitan dengan
kepribadian manusia dari satu oaspek
saja, yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup tertentu. Misalnya kesusilaan,
keagamaan, keindahan, kemasyarakatan, pengatahuan dan lainsebagainya.
4) Tujuan
sementara
Tujuan sementara ini adalah titik-titk perhatian
sementara, yang kesemuanya itu sebagai persiapan, untuk menuju kepada tujuan
umum tersebut.
5) Tujuan
Insidental
misalnya, anak kadang-kadang kita ajak makan bersama
(karena merasa perlu), tetapi lain kali tidak.
6) Tujuan
Intermedier
Tujuan ini adalah tujuan yang berkaitan dengan penguasaan
sesuatu pengetahuan atau keterampilan demi tercapainya tujuan sementara.
Macam-macam
tujuan pendidikan
Menurut Lengevekd, tujuan pendidikan itu ada
bermacam0macam, yaitu :
1)
Tujuan Umum
2)
Tujuan Khusus
3)
Tujuan atak Lengkap
4)
Tujuan Insidentil
5)
Tujuan Sementara
6)
Tujuan Perantara
2.
TUJUAN
PENDIDIKAN DARI MASA KEMASA
1. Zaman Pra Hindu
Zaman pra hindu ini masih bercorak adat
asli, sekalipun keasliannya tidak samadengan sifat primitif.
Kepercayaan mereka adalah animismedan
sebagian yang lain adalah dynamisme, sedangkan hidup kemasyarakatannya adalah
gotong royong (belum ada perbedaan kelas).
Tujuan pendidikan ialah : manusia
gotong royong,manusia menghormati empu, dan manusia taat akan adat.
2.
Zaman
Pengaruh hindu
Aktivitas yang dilakukan ialah :
menterjemahkan buku-buku bahsa asing ke dalam bahasa Jawa Kuno, menyususn
buku-buku sendiri, antara lain Negara Kertagama. Perpustakaan untuk umum.
Kemajuan yang telah dicapai antara lain
: bidang politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan, sedangkan kelemahannya
antara lain : kurang memperhatikan generasi muda dan kurang mempersiapkan
kader-kader pimppinan bangsa.
3.
Zaman
Pengaruh Budha
Aktivitas yang dilkukan antara lain :
menterjemahkan buku-buku agama Budha. Di samping Kerajaan Sriwijaya, kerajaan
Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Tengah, juga telah memiliki Perguruan Tinggi
Agama Budha, yang dipimpin oleh Jana Badra. Aktivitas yang dilkukan antara lain
menterjemahkan buku-buku agama Budha dan menterjemahkan buku-buku lain ke dalam
Bahasa Jawa Kuno, misalnya buku Ramayana.
4.
Zaman
mulai menyebarnya agama islam
Pendidikan
dan pengajaran antara lain sebagai berikut :
·
Langgar/Surau : mengaji Al-Quran (individual/semi
klasikal). Pembimbingnya semacam tutor.
·
Pondok pesantren : belajar ilmu agama,
ilmu bahasa, ilmu falak, hukum fikih, logoka, dan sebagainya. Pembimbingnya
adalah Kyai
·
Madrasah : belajar ilmu pengetahuan umum
dan kejuruan, agama, dan sebagainya. Pembimbingnya adalah guru.
5.
Zaman
Kolonial Belanda
Tujuan pendidikan dan pengjaran adalah
: menyiapkan tenaga rendah/ murahan, mengabdi kepentingan penjajah melaksanakan
politik memecah belah, dipertahankan kekuasaan politik dan ekonomi penjajah.
6.
Zaman
Penjajahan Jepang
Tujuan pendidikan adalah : pembentukan
militerisme dan menang dalam perang melawan sekutu.
Sistem pendidikan dan pengajarannya
adalah : sekolah rakyat 6 tahun, sekolah menengah 3 tahun, dan sekolah menengah
tinggi 3 tahun. Untuk mendidik guru terdapat 3 jenis sekolah yeitu : sekolah
guru 2 tahun (Syoto Sihan Gakko), sekolah guru 4 tahun (Guto Sihan Gakko) dan
sekolah guru 6 tahun (Koto Sihan Gakko).
7.
Zaman
Kemerdekaan
Di dalam pendidikan dan pengajaran
bangsa indonesia tidak henti-hentinya untuk merombak dan membangun sistem
pendidikan Indonesia dengana tujuan agar sistem itu benar-benar dapat dijadikan
media pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
3. TUJUAN PENDIDIKAN MENURUT PARA
PAKAR
Tujuan
Pendidikan menurut bebrapa Tokoh.
1. Socrates
(469-399 SM)
Tujuan pendidikan
Socrates adalah mengembangkan daya pikir sehingga memungkinkan orang untuk mengerti
pokok-pokok kesusialaan.
2. Plato
(427-347 SM)
Tujuan pendidikan
menurut Plato adalah menyajikan individu bahagia dan berguna bagi negara.
3. Aritoteles
(348-332 SM)
Tujuan pendidikan
menurut Aristoteles adalah membuat kehidupan rasional.
4. Augustinus
(354-430 SM)
Tujuan pendidikan
adalah cinta sepenuhnya kepada tuhan agar dapat ketentraman di alam baqa kelak.
5. Francoin
Rabelais (1438-1553)
Tujuan pengajaran
menurut Rabelais ialah pembentukan manusia yang lengkap, cakap dalam kesenian
dan industri, perkembangan manusia dalam segala seginya :jasmani, kesusilaan
dan akalnya.
6. Prof.
Dr. Ph. Kohnstam (Belanda 1875)
Tujuan pendidikan ialah
menolong manusia yang sedang berkembang, supaya ia mmemperoleh perdamaian batin
yang sedalam-dalamnya tanpa mengganggu dan menjadi beban orang lain.
7. John
Milton (Inggris, 1531-1611)
Tujuan pendidikan
adalah persiapan untuk kehidupan yang sebenarnya di dunia nyata ini.
8. Richard
Mulcaster (Inggris, 1561-1626)
Tujuan pendidikan ialah
membantu kodrad ke arah kesempurnaan.
9. Francis
Bacon (Inggris, 1561-1626)
Tujuan pendidikan
adalah mengusahakan agar manusia dapat menguasai benda-benda, meningkatkan
kekuatan manusia dengan penggunaan ilmu pengetahuan.
10. John
Locke (Inggris, 1632-1704)
Tujuan akhir ini pada
pendidikan adalah pembentukan watak, perkembangan manusia sebagai kebulatan
moral, jasmani dan mental.
11. Jean
Jacques Rousseau (Geneva, 1712-1778)
Tujuan pendidikan
adalah mengembangkan pembawaan anak itu menurut alamnya.
12. John
Dewey (AS, 1859-1952)
Tujuan pendidikan
menurut Dewey ialah memebentuk anak untuk menjadi warga negara yang baik..
BAB
IV
ALAT-ALAT
PENDIDIKAN
1. PERBEDAAN ALAT PENDIDIKAN DENGAN
FAKTOR PENDIDIKAN.
a.
Alat pendidikan
Alat pendidikan adalah hal yang tidak saja memuat
kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi alat
pendidikan itu telah mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi, dengan
perbuatan dan situasi mana, dicita-citakan dengan tegas, untuk mencapai tujuan
pendidikan.
b.
Faktor Pendidikan
Faktor Pendidikan adalah hal yang memungkinkan terlaksnanya
pekerjaan mendidik, atau dapat dikatakan bahwa faktor pendidikan memuat
kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik.
2.
PENGGUNAAN
ALAT PENDIDIKAN
Di
dalam memilih alat-alat pendidikan yang akan digunakan perlu diingat atau
diperhatikan hal-hal berikut:
1.
Tujuan apakah yang ingin dicapai dengan
alat itu
2.
Siapakah yang menggunakan alat itu
3.
Lat-alat manakah yang tersedia dan dapat
digunakan
4.
Terhadap siapakah alat itu digunakan.
3.
JENIS-JENIS
ALAT PENDIDIKAN
1) Alat
pendidikan Pendahuluan
a.
Keteraturan, berarti berlangsung pada
waktu, tempat dan dengan cara yang sama
b.
Kebersihan, berarti menanamkan kebiasaan
bagi anak didik agar tetap bersih dan rapi.
c.
Ketenangan, artinya menanamkan kebiasaan
bagianak didik untuk ikut menjaga keharmonisan keluarga sehingga dapat hidup
tenang.
d.
Pembiasaan, artinya memberi kesempatan
kepada anak akan kesibukan dalamlapangan indra dan motorik, dan kesempatan
untuk bergaul dengan sesamanya.
BAB
V
LEMBAGA
PENDIDIKAN
1.
LEMBAGA
PENDIDIKAN FORMAL, NON-FORMAL DAN IN-FORMAL
1. Lembaga Pendidikan Formal
1)
Arti sekolah :
Pada umumnya lembaga
formal adalah tempat yan paling memungkinkan seseorang meningkatkan
pengetahuan, dan paling mudah untuk membina generasi muda yang dilaksanakan
oleh pemerintah dan masyarakat.
2)
Jenjang lembaga pendidikan formal
Tujuan Pengadaan
lembaga pendidikan formal
a)
Temapat sumber ilmu pengetahuan
b)
Tempat untuk mengembangkan bangsa
c)
Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa
pendidikan itu penting guna bakal kehidupan di masyarakat sehingga siap pakai.
2. LEMBAGA PENDIDIKAN NON FORMAL
Lembaga
pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah ialah semua bentuk
pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja, tertib dan berancana di luar
kegiatan persekolahan.
3.PENDIDIKAN
INFORMAL
Pendidikan informal ini terutama
berlangsung di tengah keluarga. Kegiatan pendidikan ini tanpa suatu organisasi
yang ketat, tanpa adanya program waktu, dan tanpa evaluasi. Pendidikan ini
dapat berlangsung di luar sekolah.
Pendidikan informal ini mempunyai tujuan tertentu khususnya untuk
lingkungan keluarga/ rumah tangga, lingkunag desa, lungkunagan adat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar