Senin, 21 November 2011

praktikum kultur jaringan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kultur jaringan tanaman merupakan bagian suatu teknik perbanyakan vegetatif nonkonvensional. Perbedaan teknik ini dibandingkan dengan teknik perbanyakan vegetatif konvensional biasanya terletak dalam situasi dan lokasi yang berbeda. Penerapan teknik kultur jaringan tanaman mensyaratkan kondisi di dalam ruangan (laboratorium) dan sifatnya aseptik (steril dari patogen). Bermuara dalam kondisi yang aseptic, maka perlu dijelaskan bahwa segala aktifitas yang berkaitan dengan jaringan harus dalam kondisi aseptik
Hal tersebut juga berlaku sama fungsinya dengan media buatan dalam kondisi in vitro/steril, dimana di dalam media buatan fungsi tanah digantikan oleh agar-agar yang berfungsi memadatkan media. Selain itu media buatantersebut juga diperkaya dengan nutrisi berupa unsure-unsur makro, mikro, vitamin, gula danzat pengatur tumbuh yang disesuaikan dengan tujuan pertumbuhan yang diinginkan. Sterilisasi medi a tanaman buatan mutlak dilakukan untuk membebaskan pengaruh merugikan dari kontaminan seperti bakteri, jamur dan virus, bahkan serangga mikro sepertimites (tungau) dan thrips

1.2  Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan ini adalah:
1.  Untuk mengetahui dan mengenal alat- alat yang digunakan dalam laboratoium kultur jaringan.
2. Untuk mengetahui teknik penyiapan serta penggunaan alat- alat tersebut dengan baik.
3. Untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat- alat laboratorium kultur jaringan.
4. Untuk mengetahui teknik/cara sterilisasi alat- alat yang digunakan dalam laboratorium kultur   jaringan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengenalan Alat
      Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,hygrometer dan spektrofotometer,dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,barograph ( Moningka, 2008).
          Dari uraian tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka,2008).
Adapun alat-alat yang dipergunakan pada laboratorium kultur jaringan antara lain :
• Autoklaf
          Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
• Inkubator (Incubator)
          Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC.
• Hot plate stirrer dan Stirrer bar
          Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.
• Biological Safety Cabinet
          Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan.
• Cawan Petri (Petri Dish)
          Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
• Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)
          Di dalam kultur jaringan, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi.
• Jarum Inokulum
          Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating).
·   Botol Kultur
          Digunakan sebagai botol tempat ditanamnya eksplan.
·    Spirel
Alat yang digunakan untuk menghomogenkan larutan. Berupa alat yang berputar yang dimasukan dalam larutan.
·   Pinset
        Digunakan untuk menjapit eksplan
·    Scalpel
          Digunakan untuk memotong eksplan
·    Timbangan Analitis Digital (00,0000 mg)
          Menimbang bahan dengan kebutuhan < 0,000 mg
·    Kulkas
                   Digunakan sebagai tempat penyimpan bahan-bahan kimia agar lebih tahan lama akibat pengaturan suhunya. Suhu kulkas yang rendah akan mengaurangi terjadinya penguraian dan kerusakan larutan.

2.2  Sterilisasi
       Sterilisasi dibagi menjadi dua yaitu :
1.   Sterilisasi basah, yaitu sterilisasi yang menggunakan autoklaf dengan temperatur 121 0 C tekanan 1 atm/0,15 Mpa selama 15-20 menit.
2.  Sterilisasi kering, yaitu sterilisasi yang menggunakan oven dengan temperatur 160-170 0 C selama kurang lebih 2 jam.
          Sterilisasi ditujukan agar terjadi denaturasi protein dan terutama tidak aktifnya enzim yang digunakan untuk metabolisme bakteri, dan perlakuan panas ditujukan untuk membunuh spora bakterinya . Sterilisasi pada medium dan alat-alat bertujuan untuk mencegah bakteri yang tidak di inginkan dalam pemeliharaan.
Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau api Bunsen. Dengan autoklaf sederhana ini, tekanan dan temperatur diatur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan dari autoklaf ini adalah bahwa perlu adanya penjagaan dan pengaturan panas secara manual dan terkontrol, selama masa sterilisasi dilakukan. Tetapi autoklaf ini mempunyai keuntungan, yaitu: lebih sederhana sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan problema untuk negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf.






















BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
          Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Oktober 2011, pukul 12.30-14.00 wib dan bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jambi.

3.2 Alat dan Bahan
          Alat yang dipergunakan pada praktikum ini adalah keseluruhan alat yang ada di laboratorium mikrobiologi .
          Pada praktikum ini tidak ada bahan yang digunakan.

3.3  Cara Kerja
          Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah :
a.   Pengenalan alat
             Mencatat semua alat yang di gunakan di laboratorium kultur jaringan dan menuliskan fungsinya
b. Sterilisasi
·            Alat yang akan di sterilkan di cuci dengan sabun di bilas dengan air bersih
·           Alat-alat disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 120oC pada tekanan 17,5 psi selama 30 menit.
·           Selama proses sterilisasi berlangsung, autoklaf ditutup rapat sehingga tekanan didalam autoklaf naik.
·           Kompor dimatikan setelah proses sterilisasi selesai katup dibuka untuk membuang uap air hingga tekanan 0 psi.
·            Autoklaf dibuka dan peralatan yang disterilisasi diambil.
·            Untuk alat-alat tertentu di bungkus dengan kertas
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1      Hasil
Autoclove digunakan untuk sterilisasi alat
autoclaf berfungsi Untuk sterilisasi basah pada suhu 121 °C dengan tekanan 1 atm selama 15 – 20 menit.

Cawan petri Sebagai wadah/media untuk tempat pemotongan eksplan

Untuk melakukan pengamatan terhadap mikroba yang berukuran sangat kecil.






Neraca untuk menimbang bahan- bahan secara manual. Untuk menimbang bahan-bahan yang akan di gunakan dalam jumlah sedikit




Hot Plate dan Magnetic Stirrer Digital Hot Plate – Homogenasi media (melarutkan agar-agar di dalam media). Magnetic Stirrer – Mengaduk dan melarutkan bahan-bahan pembuat media non agar-agar. hot plate berfungsi untuk sumber panas media.
PH meter (yang di bagian belakang) digunakan untuk mengukur pH yang akan di jadikan sebagai media penanaman


Laminary air flow Untuk pengerjaan sacara aseptis karena mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. berfungsi untuk tempat penanaman eksplan ke media.
Kulkas di gunakan sebagai tepat penyimpanan bahan-bahan kimia, pada praktikum ini digunakan sebagai tempat penyimpanan stok. Dengan pengaturan suhu yang di tentukan membuat stok dapat di simpan lebih lama.
Inkubator Untuk menginkubasi atau mengem bangbiakkan, pertumbuhan bakteri.

4.2 Pembahasan
          Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui berbagai fungsi atau prinsip kerja setiap alat yang ada di laboratorium kultur jaringan.
          Alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan steril. Karena kondisi yang seteril akan menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan kultur jaringan. Karena jika kondisinya tidak steril, maka akan mudah terkena kontaminasi sehingga kemampuan ttipotensi sel akan terhambat. Alat-alat logam dan gelas yang digunakan pada saat penanaman dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam bacticinerator ataupun pembakar bunsen.
Menurut Anonim (2009), khusus untuk skalpel, gagangnya dapat disterilkan dengan pemanasan, namun mata pisaunya (blade) dapat menjadi tumpul bila dipanaskan dalam temperature tinggi. Oleh karena itu untuk mata pisaunya dianjurkan cara sterilisasi dengan pencelupan dalam alkohol atau larutan kaporit.
Bagian-bagian autoklaf :
1. Panci luar.
2. Panci dalam tempat meletakkan botol dengan alur tempat saluran uap.
3. Tutup beserta penunjuk tekanan dan saluran uap.
4. Katup pengeluaran uap.
5. Pengunci atau klem.
Autoklaf gas atau listrik portable pada umumnya mempergunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf.
Sterilisasi Peralatan Kultur
1.   Alat-alat yang perlu disterilkan sebelum penanaman adalah: pinset, gunting, gagang skalpel, kertas saring, petri-dish, botol-botol kosong, jarum dan pipet.
2.   Petri-dish akan disterilkan, juga dibungkus dengan kertas kopi atau kertas merang.
3.  Temperatur yang digunakan untuk sterilisasi botol kultur kosong dan alat-alat yang akan digunakan untuk menanam eksplan, adalah 1210C pada tekanan 15 psi (pound per square inch) atau 1 atm selama 30-60 menit. Penghitungan waktu sterilisasi dimulai setelah tekanan dan temperatur yang diinginkan tercapai.


BAB V
KESIMPULAN

 Kesimpulan
                Sterilisasi adalah membebaskan bahan dari semua mikroba.Sedangkan sterilisasi komersil ( commercial sterilization ) adalah sterilisasi yang dilakukan terhadap sebagian botol yang bertujuan untuk membunuh bakteri yang merugikan dan tidak diinginkan ( bakteri patogen ).Sterilisasi adalah istilah mutlak yang artinya mematikan semua bentuk kehidupan pada suatu daerah.Sehingga dalam sterilisai nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan pihak luar.








VI. DAFTAR PUSTAKA

Zulkarnain, H.2009. Kultur Jaringan Tanaman. Jakarta. PT Bumi Angkasa.
Zulkarnain, H. 2005. Penuntun Praktikum Kultur Jaringan Tanaman. Jambi. Universitas Jambi.





















Laporan Praktikum Kultur Jaringan
“Pengenalan Alat Dan Sterilisasi”



Oleh:
Nama        : Bondan Wiranata
NIM    : D1A009075

Agroekoteknologi Agronomi A
Fakultas Pertanian
Universitas Jambi
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar